"Mengeluh itu Racun, Bersyukur itu obat"

(you know what, by writing it all down, I'm feeling my strength back. I'm getting better. Jadi please, if you are traumatized reading my writings, just don't bother to scroll down this blog. Haha)


Masih belum bisa move on dari postingan sebelumnya, kumpulan surat keterpurukan ketika sedang sedih sendiri dan seluruh penyesalan atas kesalahan terbesar in my 20's, entah apa yang tiba-tiba datang di awal tahun 2020 sangat melelahkan batin.

Berawal dari panggilan pemutusan hubungan kerja. Ini membuatku tersadar bahwa walau seberapa besarnya pengabdian kita kepada sebuah instansi, jika memang mereka sudah tidak lagi membutuhkan, maka kita bisa saja dibuang tanpa ada 'babibu'. It is ok. I can see the bright side. I can escalate my capacity with other stuff atau cari kerja yang jauh lebih manusiawi dan enchance my capacity. But the pain is still there. Sejauh ini masih terasa sakitnya dan berusaha untuk tidak mengeluarkan klausa keluhan.

Ternyata karena hal fundamental tersebut, muncul lah penyakit lama yang sudah setahun aku kubur dalam-dalam. Karena penyakit ini ga cuma merusak diri, tapi juga memberikan negative vibe ke seluruh lingkunganku.

Insecurity. Yeah, this bitch is back. Semua insecurity selama dua tahun tanpa kehadiran kekasih sudah pernah aku tuangkan ke dalam postingan sebelumnya. Hell no, dia muncul lagi. Ini yang bikin lelah sih sebenarnya. Semua insecurity itu menyerang pola pikirku; yang tetiba minta break dan I knew it's gonna worsen my anxiety. Dan kejadian. Semua jadi runyam.

Now, fear is attacking me. With me having no proper job, very low income, jadi ga independen lagi, will it be the same? Will he still love me like it was before? Will he still need me like he needs me before? I'm getting poor. Slowly, yang aku punya mulai habis. The only thing that makes me stronger is his presence. Tapi kalau keadaan sudah berubah dan dia bisa mencari sosok yang lebih stabil, baik mentalnya maupun financialnya....... Oh, I can see what I will become. I'm getting weaker.

By the way, menyerah dan mengeluh ga pernah masuk di kamus hidupku. Tapi kalian baca sendiri kan, apa yang terjadi waktu he really left me. I am broke. I am a living meat without soul. I am totally lost.

Last week, we met. A very short meeting after three years. I was super happy. Just to be with him, I'm stronger. Tapi ada satu saat di antara pertemuan itu yang bikin aku sebenarnya semakin minder ketemu dia. I have once told him, when you're rich, you can have whatever you want. Even a better version of girlfriend who can replaces me. Well, sebenarnya sedari awal kami 'hijrah', akupun sudah bersiap untuk hal ini. Money bilnds you, bruh. You even can buy true love.

But I am sure, you can't buy me. I will not be blinded by it. Never.


**

Ok, sekarang PR terbesarku adalah..... What do I have to do.


Ketika semua masih baik-baik saja, atau bahkan jauh sebelum bertemu dia, I was a strong independent aspiring young lady. I need no body. I can drive people to whatever path that I want; mungkin karena itu aku sering dipercaya untuk menjadi leader dalam banyak hal. *sorry sombong sedikit haha just to recall my strenght back.

I was the most independent girl. Pindahan sendiri, angkut barang sendiri like no one is around. Only to tell myself that one day, you're gonna live by your own. People are dick.

I was so lucky to meet him and have him this far. He's really a gift from my 20's. I hope he's also the gift for the rest of my life.

Tapi life still goes on. Too many worries will hurt me even more. Belum tau apa yang akan terjadi di tahun ini, tapi I am sure that I will nail it. I will get everything back.

I will get another job and I will be succesful in it. Bahkan kalau memang dia mau aku menjauh, karena kondisiku yang mungkin menjadikan dia beban karena aku sedang terpuruk - seterpuruk ini, I will accept it. It's the only way to make me happy when I see him happy. Karena aku tahu, roda hidup itu berputar. Dan akupun akan dapat teman hidup yang jg bisa love and support me, like he always did long time ago. It was indeed very beautiful.

I should standstill because I am strong.

Popular Posts